Kamis, 26 Juli 2012

Pengalaman Pribadi dan Hikmahnya

Saya ingin menceritakan pengalaman yang pernah saya alami. Alasan saya menceritakan pengalaman ini karena pengalaman ini berkesan dan ada hikmah yang dapat dipetik dari pengalaman ini.

Suatu hari saya dan teman - teman saya hendak memasuki rumah makan karena merasa lapar sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjual kue datang, “kak, beli kue kak, masih hangat kuenya!”

“Nggak dek, kita mau makan nasi saja,” kata salah satu teman saya.

Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan ternyata menunggu di luar rumah makan.
Melihat saya dan teman saya telah selesai makan, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Kita sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, “Nggak dek, saya sudah kenyang.” ucap saya.

Sambil mengikuti kita, si anak berkata, “Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, kak.”
Salah satu teman saya memberinya dua lembar ribuan dan ia memberikan ke anak penjual kue. “Kita udah kenyang. Uang ini anggap aja sedekah dari saya.”

Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar rumah makan, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan rumah makan.

Saya dan teman – teman saya memperhatikan dengan seksama. kita merasa heran dan sedikit tersinggung. Lalu teman saya langsung menegur, “Dek, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain?”

“Maaf kak, jangan marah ya. Ibu saya bilang kalau untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari kakak bukan hasil dari menjual kue. Tadi kakak bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu.”

Saya dan teman saya pun langsung tertegun dan mengerti bahwa anak itu bukan bermaksud menolak daa sombong. Lalu masing – masing dari kami pun berniat membeli kue dan memborong kue yang dijualnnya
Saat kita menyerahkan uang untuk membeli kuenya, anak tersebut berkata “Terima kasih, kak. Ibu saya pasti senang sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami.”

Pada saat itu saya sadar bahwa anak penjual kue itu skaligus member pelajaran hidup bagi siapapun.
Pertanyaanya adalah "Apakah kita mampu seperti itu?"
Anak penjual kue itu membuktikan walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang. Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan menjadi karakter. Pengalaman tersebut sangat berkesan bagi saya karena jarang saya menemui kejadian seperti itu dan hikmahnya pun tak kalah penting sebagai pelajaran hidup saat ini.

Terima Kasih

Jumat, 27 April 2012

Manusia dan Keadilan


Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
1.      NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang
2.      ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana"
3.      UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik
4.      KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan
5.      I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
6.      OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan
7.      ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain
8.      PAULA J. C & JANET W. K
manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Manusia juga selalu behubungan dengan yang namanya “Keadilan”, hal ini selalu berhubungan dalam kehidupan setiap umat manusia.
Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan haknya. Yang menjadi hak setiap orang adalah diakuai dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajibannya, tanpa membedakan suku, keurunan, dan agamanya.
Keadilan berasal dari kata adil. Menurut W.J.S. Poerwodarminto kata adil berarti tidak berat sebelah, sepatutnya tidak sewenang-wenang dan tidak memihak.
Pembagian keadilan menurut Aristoteles:
1. Keadilan Komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang yang tidak melihat jasa-jasa yang dilakukannya.
2. Keadilan Distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah dibuatnya.
3. Keadialn Kodrat Alam adalah memberi sesuatusesuai dengan yang diberikan orang lain kepada kita.
4. Keadilan Konvensional adalah seseorang yang telah menaati segala peraturang perundang-undangan yang telah diwajibkan.
5. Keadilan Menurut Teori Perbaikan adalah seseorang yang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar
Pembagian keadilan menurut Plato:
1. Keadilan Moral, yaitu suatu perbuatan dapat dikatakan adila secara moral apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajibannya.
2. Keadilan Prosedural, yaitu apabila seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah diterapkan.
  • Thomas Hobbes menjelaskan suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan dengan perjanjian yang disepakati.
  • Notonegoro, menambahkan keadilan legalitas atau keadilan hukum yaitu suatu keadan dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Pada dasarnya setiap individu/manusia selalu ingin menegakan keadilan agar tercipta kehidupan yang tentram dan sejahtera, namun manusia sendiri mempunyai rasa ketidakpuasan terhadap suatu hal, sehingga keadilan itu sendiri sangat sulit untuk diciptakan dalam kehidupan meskipun usaha yang dilakukan dengan sangat keras. Itulah hubungan antara manusia dengan keadilan dalam kehidupanya.
Sumber Pustaka
http://www.carapedia.com

Manusia dan Harapan


Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Adapun beberapa hakikat manusia sebagai beriktu ini :
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a.                   Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.                  Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.                   yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.                  Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e.                   Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
f.                   Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g.                  Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Sebagai manusia tentunya pernah memilki harapan apapun itu bentuknya, seperti misalnya seorang murid/mahasiswa yang ingin mendapatkan nilai ujian sempurna, itu merupakan harapan dari seorang murid / mahasiswa yang tengah mengenyam pendidikan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka. Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang diharapkan. Jadi untuk rnewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk sedangkan cita – cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat  persamaan yaitu keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Harapan juga harus berdasarkan kepercayaan baik kepercayaan pada diri sendiri,maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh -sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

Sumber Pustaka :

Selasa, 24 April 2012

Analisa Prosa


Lemari dan Tari

“Hari ini pakai baju apa ya?” colek pikiran Tari.
Dia melirik baju pink berenda di dasar tumpukan. Mendadak pikirannya tersedot ke dimensi lain, bertahun-tahun yang lalu. 14 Februari.
Semua orang dapat coklat. Bentuknya beragam, kotak, hati, bebek, bunga pun ada. Heran, pintar betul toko-toko itu mengolah kokoa. Tari ingat kata Joko, produsen itu sengaja mendesain hari Valentine agar jualan mereka laku. Daripada coklat, aku punya yang lebih menarik.
“Apa yang luar biasa dari lukisan ini?”
“Kamu tidak bisa melihatnya? Itu namanya warna, Tari. Aku, aku percaya warna bisa mewakilkan apapun dengan baik. Emosi, pikiran, konsep, rasa, semua. Makanya, warna baju yang kita pakai bisa mempengaruhi mood.”
“Lalu apa artinya pink?”
“Baju yang kamu pakai itu? Dia berarti romantis, lembut, dan sensitif. Kebetulan sekali.”
“Kebetulan..?”
“Lihat ke balik jendela itu.”
Di sana sudah berdiri 8 anak. Masing-masing dengan tulisan huruf I, L, O, V, E, Y, O, U berwarna pink.
Tari berbalik dan mendapati Joko begitu dekat.
“Maksudnya?”
“Nggak ada. Aku cuma seniman yang ekspresif.”
Tari berkedip, kembali sadar dari lorong waktunya sendiri. Dicarinya lagi warna yang lebih representatif hari ini. Hitam? Tidak.
Terakhir kemeja itu Tari pakai untuk duduk di sebelah Joko yang menangis. Pertama kalinya Tari melihat Joko begitu rapuh dan lemah, Joko yang biasanya selalu Tari andalkan. “Ibu yang mengurusku selama 20 tahun harus pulang duluan”, ujar Joko setiap kali ditanya.
“Hitam, Tari, kamu tahu, mewakilkan kesedihan dan kematian. Tapi, di saat yang bersamaan, dia memberi kamu keanggunan.”
“…kamu boleh menangis di pundakku, Joko. Tak perlu bicara.”
“…terima kasih.”
Rasa nyeri Joko masih menempel di baju ini. Tak mungkin kupakai. Matanya kembali mencari, dan beradu dengan selembar kaus biru. Refleks, Tari tertawa kecil.
Berbulan-bulan sebelum dekat dengan Tari, Joko adalah mahasiswa baru yang pikirannya sesak dengan idealisme. Dengan kaus biru dan jaket abu, hari itu takdir mempertemukan mereka.
“Tari, sejak kapan kamu pindah jurusan?”
“Eh?”
“Itu, lambang di jaketmu. Kamu anak seni?”
“Bukan… Ini jaket orang lain! Astaga!”
“MWAHAHAHAHAHA! JOKO SERUTNO TERNYATA KULIAH BISNIS! SIAPA YANG SANGKA!”
“Tunggu… Ini bukan jaketku. Santai kenapa sih. Apa salahnya juga kalau aku kuliah bisnis?”
Mindset kamu yang nggak pernah mau ambil untuk dari apa pun, Jok, astaga…”
“Permisi. Ini. Jaket kita tertukar.” potong Tari.
“Ah, iya. Terima kasih. Pasti tadi salah ambil. Hmm unik ya.”
“Apanya?”
“Kaus kamu warnanya biru. Kausku juga. Dan jaket kita tertukar. Jodoh?”
“Lain kali deh.” Tari berbalik.
“Biru adalah warna kepercayaan dan kematangan berpikir!” Jauh, tapi Tari mendengarnya. Warna pertama yang dikenalkan Joko.
Beberapa saat kemudian, baru Tari tahu kalau Joko adalah ketua aksi ke gedung DPR hari itu. Dan biru selalu dipakai Joko dibalik jaket abu alma mater kami setiap ada kajian membela masyarakat.
Ah, Joko.
Traning jingga? Sudah lama tak Tari lihat dan pakai. Kalau tidak salah, terakhir ketika ulang tahun Joko.
“Temani aku olah raga.”
“Aku tak suka olah raga, dan kamu tahu lebih baik dari aku.”
“Nggak mau tahu, Tari, ini hariku. Cepat ganti baju.”
Argumennya cukup kuat. Sial.
Tiga puluh menit selanjutnya kami habiskan dengan berlari mengelilingi kompleks rumahku. Joko terlihat masih kuat bahkan untuk 10 putaran lagi, tapi aku sudah mencapai batasku.
“Sudahan yuk?”
“Capek ya? Oke. Tahan sedikit lagi, kita makan siang di depan sana. Jus-nya enak.”
Ingatan Tari langsung loncat ke bagian saat si pelayan membawakan dua gelas jus jeruk.
“Sebelum kamu mulai, pasti mau ceramah tentang warna jingga. Kan?”
Joko tersedak, tertawa kecil.
“Pintar! Jingga, Tari sayang, adalah warna dari semangat yang bergejolak. Vitamin C di jeruk juga gitu, bikin kalori kita lebih efektif dicerna dan dibuang!”
“Berisik. Nih, buka.”
“Kado? Asik.”
“…”
“Cat minyak? Merah, kuning, biru. Kenapa cuma tiga?”
“Karena aku nggak bego-bego amat. Aku tahu warna apa pun di dunia sumbernya ya tiga warna itu. Aku ingin kamu bisa bermain dengan warna-warna yang kamu sukai.”
Joko tersenyum.
“Terima kasih.”
Lima belas menit sudah Tari bengong sendiri di depan lemari. Putih! Kenapa dari tadi Tari tidak berpikir akan warna itu.
“Ma, kenapa lama banget?” suara kecil Merah Serutno memanggil.
“Tunggu, merah. Mama sedang ganti baju.
Lalu Tari keluar dengan warna putih.
“Putih! Warna yang bersih, melambangkan…”
“Kesucian. Aku tahu, Pa.”
“Oke, ayo Merah, kita berangkat ke rumah Eyang!”
Warna-warna Joko kini menjelma dalam satu orang Tari. Semua warna, kecuali merah, yang diberikan pada anak mereka berdua.
Karena, menurut Joko, keberanian adalah awal dari semua kisah, dan keberanian juga yang sanggup mengakhirinya.
            Hikmah yg dapat diambil dari prosa di atas, jangan melupakan nasihat – nasihat yang dapat membangun pribadi kita untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Seperti yang digambarkan oleh tokoh Joko melalui gambaran makna dari warna – warna yang dijelaskan kepada tokoh Tari hingga akhirnya tokoh Tari mejadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Sayangnya pada prosa diatas tidak menggambarkan dengan jelas karakter tokoh – tokohnya, hanya mengenang kejadian bertahun – tahun sebelumnya.
 Daftar Pustaka
afutami.wordpress.com/2010/12/05/lemari-dan-tari/

Jumat, 20 April 2012

PUISI UNTUK ORANG TUA
bisu ini tak dapat ku hindari
langkah ini tak dapat ku raih
langkah ini adalah anganku
dalam bisu ku ada harapan

dalam langkah ku ada obsesi
harapan dan obsesi ini masih tergenggam erat
sebelum bisu ini menjadi abadi
sebelum langkah ini terhenti selamanya
dan sebelum hidup ku berakhir selamanya
hanya satu pinta ku
kebahagiaan itu aku persembahkan untuk mereka
mereka yg mengasuh ku di kehidupan ini
ku mohon Ya Allah
jangan ambil mereka
Jika kebahagiaan itu belum tersampaikan
ku mohon Ya Allah
jangan ambil mereka
jika senyum pun belum mereka lakukan
jika itu tak nyata
ke relakan diri ini kembali kepada-Mu

JADILAH MILIKU
Aku sudah lama memperhatikanmu
Lebih dari semua yang mencintaimu
Jika kau selalu terluka, lebih baik bersamaku
Aku hanya tidak ingin melihatmu menangis
Sangat menyakitkan melihatmu tersakiti
            Semua air mata membasahi kenangan
            Ku dengar pelan
            Kau menelan air matamu dengan patahati
Ku lakukan segala hal demi senyumanmu
Karena aku mencintai senyumanmu
            Jadilah milku
            Aku akan mencintaimu
            Aku akan melindungimu hingga akhir
Jadilah milku
Kau sudah mengetahui perasaanke salama ini
Aku akan melindungimu
Seperti bulan yg mengelilingimu
            Ambilah cintaku
            Aku akan mencintaimu
            Aku akan membuatmu menjadi miliku

GUNUNG DESA
Terlahir di alam dengan sempurna
Kau tempat burung – burung belajar berbicara
Kau sumber embun – embun bermunculan
Kau teduh bagai rumah
Banyak yang mengagumi keindahan mu
Banyak yang memuji keberadaan mu
Desa pun bersyukur berada di samping mu
Desa pun bahagia berada di samping mu
Engkaulah Gunung Desa
Yang didambakan setiap umat